COMMIT dan Tenaga Ahli JICA Berkunjung ke LPTK Wakatobi

WAKATOBI, COMMIT – Pada hari Senin, 18 Maret 2019, antara pukul 14.30 – 16.00 WIB, Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) BRSDM KP mendapatkan kunjungan dari Tenaga Ahli JICA selaku Penasehat Kebijakan Pembangunan Daerah Wilayah Sulawesi, Mr. Shintani Naoyuki.

Berikut laporan Sunarwan Asuhadi kepada admin COMMIT.

***

Dalam kunjungan tersebut Mr. Shintani datang bersama staf dan Wakil Direktur Yayasan COMMIT atau Community Initiative for Transformation, Ruslan Dg. Situdju yang juga selama ini menjadi mitra dalam ragam program penguatan kapasitas stakeholder pembangunan di Wakatobi.

Dalam kunjungan tersebut, tim JICA diterima oleh Kasubsie Pelayanan Teknik LPTK, Efi Noferya Manafi, Kaur Tata Usaha LPTK, Aliruddin, Ketua Kelompok Peneliti/Perekayasa LPTK, Sunarwan Asuhadi, dan Koordinator Radar SIMLAN LPTK, Arief Rahman.

Kunjungan Tim JICA dan Yayasan COMMIT ke LPTK tersebut melengkapi agenda utama mereka selama di Kabupaten Wakatobi, yakni kemitraan dengan Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi.

Selama kunjungan di LPTK, Tim JICA dan Yayasan COMMIT mendapatkan sejumlah informasi terkait perkembangan pemanfaatan fasilitas riset yang dimiliki oleh LPTK, dimana fasilitas LPTK tersebut dibangun melalui dana hibah Pemerintah Jepang pada tahun 2011.

Salah satu fasilitas yang menjadi andalan LPTK adalah Teknologi Radar Pantai dan Automatic Identification System (AIS) yang dapat memantau pergerakan kapal di laut di sekitar wilayah perairan Taman Nasional Wakatobi, bahkan dapat menjangkau wilayah perairan laut Sulawesi Tenggara.

Selain itu, pihak JICA dan COMMIT mendapatkan informasi pula terkait kegiatan riset yang telah dilakukan oleh LPTK, yakni WakatobiAIS (Wahana Keselamatan dan Pemantauan Obyek Berbasis Informasi AIS).

Instrumen tersebut didesain untuk mengakomodasi kebutuhan pelayaran dan keselamatan bagi nelayan kecil yang rentan dengan resiko kecelakaan laut.

“Saya sangat antusias ketika mengetahui jalur lalu lintas kapal di kawasan Indonesia Timur dapat terpantau dan salut untuk LPTK karena sistem pemantauan radar pantainya beroperasi selama 24 jam penuh dalam setiap hari,” kata Shintani.

Sementara itu, Ruslan mewakili COMMIT mengaku terkesan karena dengan sistem ini, keberadaan nelayan ketika di laut dapat dipantau. Selain itu, menjadi bukti bahwa Pemerintah Indonesia dan JICA tidak abai pada keselamatan pelayaran warga Wakatobi.

“Sarana prasarana yang ada dapat memudahkan nelayan saat berada di laut mencari ikan dan melakukan pelayaran. Ini tentu saja bagus untuk mendorong kerjasama lintas aktor dalam mengelola sumberdaya perikanan yang bertanggung jawab,” katanya.

“Yang melakukan praktik illegal dapat terpantau, baik sebelum dan sesudah melakukan tindakan,” pungkas Ruslan. (*)