Bedah buku Meta Fasilitasi bersama Kementerian PPN/Bappenas

RPJPN 2005-2023

Sebagai salah satu tonggak sejarah perencanaan pembangunan pasca-reformasi, Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (“Kementerian PPN/ Bappenas”) telah berhasil menyusun RPJPN Tahun 2005–2025 dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005–2025.

Tahun 2022 dipandang sebagai inisiasi waktu yang tepat untuk persiapan penyusunan dokumen teknokratik RPJPN Tahun 2025–2045, terutama terkait kelembagaannya – menyangkut siapa? Melakukan apa? Kapan? Dimana? Bagaimana? 2

Dalam masa persiapan penyusunan RPJPN kedua, Kementerian PPN/Bappenas memandang perlu untuk memperkuat kolaborasi dan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dengan melibatkan pegawai generasi muda yang akan mengemban tanggung jawab perencanaan pembangunan nasional ke depan.

Para pegawai generasi muda diharapkan dapat mengambil peran dan berkontribusi dalam proses penyusunan Naskah Akademis, Naskah Teknokratik RPJPN, dan Rancangan Undang-Undang RPJPN selanjutnya.

Kementerian PPN/Bappenas juga menyadari pentingnya transfer of knowledge dan kolaborasi antargenerasi agar RPJPN beserta dokumen perencanaan turunan yang dihasilkan mampu menjawab dinamika isu pembangunan, fleksibilitas, dan cita-cita bangsa dalam dua puluh tahun yang akan datang.

Kegiatan persiapan penyusunan RPJPN harus diupayakan agar mampu memberikan sudut pandang yang baru dan meninggalkan cara berpikir lama yang kurang relevan, serta mampu menunjukan marwah teknokrasi yang mencerminkan keilmuan, keahlian, kecermatan, dan kejelasan cara pandang dalam narasi perencanaan pembangunan yang dihasilkan.

Dengan demikian, RPJPN yang disusun mampu menggambarkan kualitas pembangunan masa depan dan menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan, termasuk bagi calon Presiden dan calon Wakil Presiden dalam menerjemahkan visi dan misi pembangunan nasional ke depan.

Perlunya Transfer of Knowledge

Transfer of knowledge dalam penyusunan RPJPN kedua dapat diwujudkan apabila terjalin komunikasi yang efektif serta hubungan kerja yang andal dan efisien.

Para pejabat senior yang mencakup Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I), Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), Pejabat Fungsional Ahli Utama terkait akan memiliki peran penting untuk memberikan bekal pengetahuan (knowledge-wise) dan kepemimpinan (leadership) untuk perumusan RPJPN kedua.

Para pejabat dan pegawai yang terlibat dalam persiapan penyusunan RPJPN kedua pun diharapkan dapat meneladan keberhasilan para pejabat senior, serta mampu berpartisipasi aktif untuk memunculkan gagasan baru dan pola pikir yang menjawab tantangan pembangunan ke depan.

Memahami pentingnya hal-hal di atas, kegiatan persiapan penyusunan RPJPN ini diadakan dalam bentuk serial workshop dan team building. Kegiatan workshop dan team-building pertama telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 15-16 Juli 3 2022 dengan melibatkan fasilitator yang berkompeten dalam bidang scenario planning.

Dari kegiatan workshop tersebut, terdapat kelompok kerja yang berisi para pegawai muda yang telah diusulkan atau tim milenial yang masing-masing membidangi lima kelompok fokus STEEP (Social-Technological-EconomicEnvironmental-Political).

Kegiatan Workshop II Scenario Planning telah dilaksanakan di Bintaro, yang dilanjutkan dengan kegiatan studi lapangan untuk isu lingkungan hidup dan tata ruang, yaitu masalah penurunan tanah (land subsidence) di Jabodetabek – kasus Masjid Wal-Adhuna yang tenggelam di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.

Kegiatan Workshop III Scenario Planning telah diadakan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dengan kegiatan pengayaan bidang teknologi dan energi baru terbarukan, yaitu meninjau aspek investasi dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1, Janeponto, Sulawesi Selatan.

Kegiatan Workshop IV Scenario Planning akan dilanjutkan dengan kegiatan pengayaan bidang sosial di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dan menghadirkan pembicara dari COMMIT Foundation untuk memperkaya perspektif tantangan perencanaan, metode pengumpulan data dan informasi, hakikat pembangunan dan strategi pendamingan masyarakat.

Salah satu petimbangannya adalah bahwa kegiatan pengayaan selanjutnya akan mendalami bidang sosial dan pemindahan ibukota Indonesia dari DKI Jakarta ke Nusantara, dengan harapan terdapat pemahaman bahwa pembangunan ibukota bukanlah sekadar pembangunan infrastruktur yang bersifat fisik semata, tetapi juga meliputi ekosistem sosial secara holistik yang tentu turut memperhatikan dampak bagi masyarakat, baik yang sudah tinggal disana, ataupun pendatang baru ke depan.

Partisipasi COMMIT Foundation

Kehadiran narasumber dari COMMIT Foundation adalah sebagai bentuk empirical sense yang cukup krusial bagi perencana atau ‘pekerja pembangunan’ adalah kemampuan untuk menemukenali isu-isu pembangunan dan menyerap aspirasi masyarakat yang tentu dapat memberikan justifikasi dan dukungan yang lebih kuat untuk keberhasilan kegiatan pembangunan.

Pertimbangan lainnya adalah bahwa salah satu ilmu yang cukup menarik untuk dipahami adalah ilmu meta-fasilitasi yang diajarkan oleh Sosiolog asal Jepang Nobuaki Wada (konseptor) dan Toyokazu Nakata (penyusun kerangka kerja) yang mengajarkan pengalaman meta-kognisi dalam mendalami isu pembangunan di masyarakat secara langsung.

Teknik dan pengalaman tersebut dimuat ke dalam buku berjudul “Menyingkap Realitas Lapangan: Meta Fasilitasi Bagi Pekerja Pembangunan Masyarakat” yang sudah diluncurkan pada tahun 2016 dengan turut dihadiri oleh Kementerian PPN/ Bappenas.

Menurut TOR yang diterima COMMIT, tujuan Kegiatan Kegiatan Workshop IV dan Pengayaan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pegawai muda Kementerian PPN/Bappenas dengan kemampuan Scenario Planning.

Yang kedua, untuk memfasilitasi transfer of knowledge yang bersifat lintas generasi, lintas disiplin keilmuan, dan lintas unit kerja. Ketiga, untuk mengembangkan perspektif dan cara berpikir baru dalam proses perencanaan pembangunan nasional, khususnya penyusunan RPJPN 2025– 2045.

Peserta yang hadir berjumlah 60 orang yang terdiri dari perwakilan unit-unit kerja di Kementerian PPN/Bappenas. Kegiatan berlokasi di Kota Balikpapan pada 14 Oktober 2022.

Sharing COMMIT Foundation ditransformasikan dalam bentuk Bedah Buku “Menyingkap Realitas Lapangan: Meta Fasilitasi Bagi Pekerja Pembangunan Masyarakat”dimana sekretaris eksekutif COMMIT Kamaruddin Azis memaparkan diskusi interaktif disertai penjelasan mengenai praktik dan pengalaman yang relevan di masyarakat.