JICA apresiasi inisiatif COMMIT pada penjajakan peningkatan kapasitas penanganan anemia di Teluk Bintuni

Kamaruddin Azis, Sekda Teluk Bintuni Frans Awak, Jumardi Lanta dan anggota tim GEMA TURI Yeremia dari RSUD Teluk Bintuni (dok: istimewa)

 

COMMIT FOUNDATION – Sekretaris Eksekutif COMMIT Foundation, Kamaruddin Azis dan program manager, Jumardi Lanta berada di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, selama sepekan melaksanakan silaturahmi dan meng-update kesiapan para pemangku kepentingan terkait agenda penguatan kapasitas penanganan anemia.

Anemia telah menjadi persoalan di tengah masyarakat terutama di Teluk Bintuni. Bupati Teluk Bintuni Ir Petrus Kasihiw,M.T tidak menampik itu dan mengajak masyarakat atas dukungan lembaga pembangunan nasional dan internasional melawan anemia.

Menurutnya, anemia adalah masalah besar yang jika tidak mendapat perhatian maka dapat membahayakan tatanan kehidupan masyarakat.

“Hal ini baru benar-benar saya sadari ketika membaca data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni pada tahun 2019 bahwa tingkat prevalensi anemia di daerah kami cukup tinggi yaitu 32,87 persen,” ucapnya saat menyampaikan pidato pembukaan JICA On-line Experience and Knowledge Sharing Session tentang Kesehatan Ibu dan anak tahun lalu.

Atas pertimbangan itu pulalah tim COMMIT merasa perlu untuk meng-update kondisi, respon dan harapan para pemangku kepentingan terkait bagaimana seharusnya program peningkatan kapasitas dijalankan sehingga dapat bersama-sama mengentaskan anemia di Teluk Bintuni sesuai potensi daerah.

Kunjungan penjajakan terlaksana atas kerjasama Gunma University Jepang dan mendapat dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA).  Periode kunjungan adalah tanggal 20 Maret hingga 28 Maret 2022 pada dua kecamatan lokasi yaitu distrik Bintuni dan Manimeri.

Tim COMMIT saat paparan online hasil penjajakan agenda peningkatan kapasitas penanganan anemia di Teluk Bintuni bersama tim Gunma University dan JICA  plus inzet foto dari lokasi kegiatan lapangan (dok: istimewa)

 

Hasil kunjungan telah disampaikan pada pertemuan online antara Gunma University dan dihadiri perwakilan JICA Tokyo dan JICA Indonesia, 15 April 2022. Turut hadir Chiho Yamazaki dan Lukma Hilfi dari Gunma University, lalu ada Mariko Nakayama, Hioki Rika dan Takahashi Yoriko.

Menurut Jumardi Lanta, penerimaan para pemangku kepentingan sangat positif dan siap berpartisipasi pada program penguatan kapasitas yang akan digelar pada pertengahan tahun ini.

Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni mendukung dan terus mendorong pengentasan anemia di kalangan usia subur.

Hal tersebut disampaikan Sekda Frans Awak yang menerima tim COMMIT Foundation yang melaksanakan penjajakan persiapan pelatihan yang akan digelar pada awal bulan Juni 2022 bersama Gunma University atas dukungan Japan International Cooperation Agency.

Gunma Unversity yang diwakili Chiho Yamazaki memberi apresiasi atas inisiatif COMMIT untuk menjajaki dan memastikan kesiapan para pemangku kepentingan di Teluk Bintuni. Sementara pihak JICA Tokyo dan Indonesia menyatakan sangat terkesan dengan paparan isu-isu yang dikemukakan terkait persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat Teluk Bintuni serta rencana pelatihan yang diusulkan.

Dalam paparannya, Jumardi, melaporkan telah melaksanakan observasi dan wawancara di beberapa kantor seperti RSUD Teluk Bintuni, Kantor Bappeda, Kantor Distrik Bintuni, Kantor Dinas Kesehatan.

Tim COMMIT saat bersama tenaga kesehatan di Puskesmas Manimeri, Teluk Bintuni (dok: istimewa)

Demikian pula pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Sosial, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, Puskesmas Bintuni, Puskesmas Manimeri, Posyandu Mawar Mahuy dan pertemuan dengan anggota tim GEMA TURI, atau Gerakan Melawan Anemia di Bintuni dan Manimeri.

Sementara itu, Kamaruddin Azis menyatakan para pemangku kepentingan memberi apresiasi atas inisiatif JICA, Gunma University dan COMMIT Foundation untuk menggelar pelatihan serta melanjutkan kerjasama setelah pandemic CVID-19.

“Mereka juga berharap agar GEMA TURI terus berlanjut dan melibatkan banyak pihak atau OPD serta organisasi swadaya masyarakat,” ujarnya.

Secara spesifik, Kamaruddin menjelaskan beberapa target pertemuan dan wawancara yang telah terlaksana.

“Kami bertemu dengan Sekretaris Daerah Teluk Bintuni, persnil pengelola gizi dan transfusi darah di RSUD Teluk Bintuni, Sekretaris Bappeda dan Kabis Sosial Budaya, Kepala Distrik Bintuni dan Manimeri, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat,” jelasnya.

Demikian pula Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Perikanan, Plt Kepala Dinas Pertanian, kepala dan personil Puskesmas Bintuni, personil Puskesmas Manimeri, Ketua dan anggota Posyandu Mawar Mahuy dan pertemuan daring dan luring dengan anggota tim GEMA TURI.

Dia juga menyatakan bahwa secara umum, para pemangku kepentingan berharap pelaksanaan pelatihan yang akan digelar lebih santaii, dialogis dan memberi ruang kepada peserta untuk menyampaikan pengalaman, pelajaran dari para pemangku kepenitngan dalam memfasilitasi dan melaksanakan GEMA TURI sejak tahun 2919 hingga saat ini.

“Selain itu mereka berharap ada identifikasi permasalahan dan solusi untuk memaksimalkan peran para pemangku kepentingan dalam pengalolkasian sumberdaya yang mendukung atau mengarah pada pencapaian program GEMA TURI. Perlu pula disiapkan resource person dari GEMA TURI, termasuk pengambil kebijakan minimal Kepala Dinas Kesehatan,” sebutnya.

COMMIT bersama perwakilan tim GEMA TURI telah mengidentifikasi lokasi pelatihan dimana sebagian besar pemangku kepenitngan berharap dapat digelar di Gedung Pertemuan Women Center dan sebagai alternatif kedua adalah di Ruko Balai Pertemuan Teluk Bintuni.

“Beberapa perwakiilan Dinas berharap dapat mengutus 2 hingga 3 peserta sebab dianggap sangat relevan dengan tujuan organisasi dalam memfasilitasi perencanaan, pemantauan dan koordinasi pengalokasian sumberdaya daya daerah dalam pengentasan anemia,” imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Franky Mobilala saat menerima tim COMMIT di ruang kerjanya didampingi anggota Tim GEMA TURI Yeremia (dok: istimewa)

Sejauh ini, tim COMMIT telah menyiapkan konsep dan konten pelatihan dan dianggap relevan dengan kebutuhan para pemangku kepentingan dan masyarakat berkaitan pengentasan anemaia.

“Pesan utamanya adalah bagaimana menggerakkan para pemangku kepentingan, pengambil kebijakan, perencana hingga anggota tim di tingkat Posyandu dan tokoh masyarakat untuk dapatt mengalokasikan sumberdaya, merencanakan, menjalankan dan mengevluasi program pengentasan anemia,” ucap Kamarudin.

Para pemangku kepentingan menyadari bahwa meski anggaran pembangunan di Teluk Bintuni cukup besar atau cukup tersedia namun pelaksanaan program belum berjalan efektif karena interest atau komitmen kolaborasi masih lebih dan perlu platform kebijakan dan tim kerja yang lebih luas,” tambahnya.

“Oleh sebab itu, mereka berharap agar keanggotaan tim GEMA TURI dapat diperluas dengan melibatkan seperti Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan hingga organisasi lokal seperti kelompok gerreja dan keagamaan lainnya,” lanjutnya.

“Ini sangat penting sebab dinas-dinas tersebut mempunyai skema program yang mengarah pada pengentasan anemia seperti dukungan penyiapan gizi dan makanan tambahan,” pungkasnya.

 

Editor: K. Azis