Pelajaran dari Lombok Timur

Pemandangan Pulau Lombok
Pemandangan Pulau Lombok

COMMIT, LSM yang eksis sebagai wahana dari puluhan alumni JICA-CD Project se-Sulawesi mendapat undangan pada peresmian tangki air warga di desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa (26/2).

Jika pernah menonton program tenar Kick Andy di bulan Januari 2013, maka kita akan tahu betapa rumit dan beratnya beban warga Sajang dalam memenuhi kebutuhan air. Meski berada di kaki gunung Rinjani namun warga kesulitan mengaksesnya. Warga mengantri siang malam, dan harus berjalan kaki puluhan kilometer. Itulah yang menjadi alasan mengapa Ellena K. Rahmawati, salah satu aktivis LSM Yayasan Masayarakat Peduli menjalin kedekatan dengan warga untuk mencari ide memecahkan masalah bersama.

Ellena adalah perwakilan COMMIT di Nusatenggara Barat yang mencoba mengadopsi pendekatan kemitraan dengan warga Sajang. Mendorong warga menganalisa isu desa secara kolektif dan mulai beraksi mencari mata air. Butuh jarak 25 kilometer untuk memperoleh mata air di ketinggian 1.700 kilometer dari atas permukaan laut.

Setelah dua tahun akhirnya penantian panjang itu terwujud. Pipa sepanjang 25 kilometer, dan bak sedalam 3 meter dan luasan 6×12 meter akhirnya terwujud. Warga tak lagi bergadang demi air, pipa-pipa kini mengarah ke warga tak kurang dari 4ribu jiwa. Warga mendedikasikan waktu, tenaga dan sumber daya, YMP memfasilitasi proses, Pemkab menyiapkan sumber daya, SIMAVI, salah satu LSM Belanda membantu menambahkan material yang dibutuhkan oleh warga.

Hasil kolaborasi itulah yang diresmikan oleh Bupati Lombok Timur, Drs. H.Sukiman Azmy, MM yang dihadiri seribuan warga dan pihak terkait pada hari Selasa, 26 Februari 2013.

“Yang berkesan dari program ini adalah kerjasama warga dalam memasang pipa, melewati 50 bukit, 25 anak sungai dan mendaki jurang terjal. Butuh waktu 6 bulan untuk merampungkan pemasangan pipa,” kata Saiful Bahri, asisten warga dari kantor PDAM Kabupaten Lombok Timur.