Makassar, COMMIT – Yayasan COMMIT mendapat undangan mengikuti Resepsi Peringatan Hari Kelahiran Sri Baginda Kaisar Jepang di Makassar yang diatur oleh Kantor Konsuler Jepang Makassar, di Four Points by Sheraton Makassar, 27/11.
Resepsi yang sungguh mengagumkan sekaligus menegaskan betapa segala yang bernuansa Jepang mendapat tempat istimewa di sanubari masyarakat Sulawesi Selatan. Tarian Jepang dan lantunan lagu kembar Kimigayo dan Indonesia Raya yang dinyanyikan seorang perempuan berhijab bersuara tinggi jadi bukti kedekatan itu.
Tak semata bersukacita dalam senyum-tawa serta bersulang aneka minuman, resepsi tersebut juga menjadi wahana beraneka ragam sushi, produk olahan premium seperti kopi, kakao hingga hasil laut seperti telur ikan terbang serta gurita khas Sulawesi.
Kopi khas Sulawesi yang diproduksi Toarco Jaya dan selama ini banyak dikapalkan ke Jepang juga dijajal oleh admin. Nikmat!
Tak ketinggalan pula kakao produk khas bernama ‘Dari K’ yang merupakan kakao kelas premium yang diolah dari biji kakao terbaik dari Sulawesi dan dipasarkan di Jepang. Admin menyempatkan berbincang dengan salah seorang ‘inventor’-nya yang berama Ichal.
Sungguh sebuah resepsi yang istimewa lantaran dihadiri banyak tokoh seperti Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, sosok yang disebut mempunyai kedekatan istimewa dengan Pemerintah Jepang. Selain karena pernah studi di sana juga karena selama menjadi Bupati di Bantaeng kerap terlibat dalam program kerjasama pembangunan.
Kepala Konsuler Jepang di Makassar, Mr. Miyakawa Katsutoshi menyampaikan penghargaan atas kerjasama dan kuatnya relasi dengan Pemprov Sulsel yang telah berlangsung sejak lama.
Dia menyatakan kerjasama tersebut telah berjalan melalui pelaksanaan beragam program pembangunan, riset, kerjasama pendidikan hingga kebudayaan.
Pada saat yang sama, dia juga mengajak peserta yang hadir untuk datang ke Jepang menyaksikan event internasional yang akan berlangsung di Jepang yaitu Rugby World Cup di tahun depan serta Olimpiade Tokyo 2020.
Menurut Miyakawa, Jepang merupakan tempat yang asik dikunjungi karena mempunyai beragam budaya.
“Keramahan hati warga Jepang pasti menyenangkan,” katanya.
Di catatan admin, ada banyak tamu istimewa malam itu. Nampak Rektor Unhas Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, Wagub Prefektur Ehime, Keiji Joko; Konsul Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews, Saleh Pallu yang merupakan Rektor Unibos, Basri Modding Saleh Pallu, hingga beberapa bupati terpilih seperti Dollah Mando (Sidrap) dan Amran Mahmud (Wajo).
Terlihat pula pengusaha Fatima Kalla serta H. Alwi Hamu, beberapa guru besar serta akademisi Unhas lulusan Jepang, sebutlah Prof. Arsunan Arsin (WR 3 Unhas) Dr. Muhammad Iqbal Djawad – mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Tokyo, dan Prof. Iqbal Burhanuddin (FIKP), Dr. Meta Sekar Puji Astuti (FIB), Dr. Muchsan dari Fakultas Teknik Unhas yang selama ini intens berbagi pengalaman tentang kesiapsiagaan bencana.
Reuni alumni JICA
Pada resepsi tersebut, Sekretaris Eksekutif COMMIT bersua kolega yaitu Shintani Nauyuki yang merupakan mantan JICA expert Bidang Pelatihan dan Pemerintahan untuk Sulawesi Capacity Development Project atau CD Project pada selang waktu 2007-2012. JICA adalah Japan International Cooperation Agency.
Hal yang istimewa juga sebab Shintani akan menjadi kepala perwakilan JICA untuk Indonesia Timur dan akan berkantor di Bappeda Sulawesi Selatan.
“Saya bekerja mulai bulan ini pak,” katanya seraya menyerahkan kartu nama ke Prof Arsunan Arsin dan Prof Iqbal Burhanuddin dari Unhas.
“Kapan-kapan kita bertemu lagi pak,” kata Shintani yang disambut senyum oleh kedua Guru Besar Unhas tersebut.
Shintani terlihat memperkenalkan diri pula ke pengusaha Alwi Hamu dan beberapa mitra strategis pembangunan Sulawesi lainnya, terutama investor dan perwakilan proyek pembangunan di Sulsel.
Suasana terasa reuni beberapa kawan yang selama ini bekerja di bawah bendera program kerjasama pembangunan Pemerintah Jepang (JICA) dan Pemerintah Indonesia, seperti CD Project, Prima Pendidikan hingga kerjasama Fakultas Teknik Unhas – JICA.
Nampak Dwi ‘DJ’ Budiharto yang meski saat ini masih bekerja untuk JICA pernah pula menjadi officer di CD Project, lalu ada Ms. Kazumi Kato yang pernah bekerja untuk Prima Pendidikan. Pun Dr. Meta Sekar Puji Astuti yang pernah bekerja untuk program bersama JICA di tahun 90-an.
“Saat ini saya bekerja untuk Kenndo Manajemen Indonesia,” jelas Kazumi saat disambangi booth-nya yang menyajikan menu gurita lezat.
Kantor Kenndo ada di Jalan Sabutung Makassar dan salah satu bidangnya adalah memediasi transaksi perdagangan produk perikanan seperti yang dikelola Ajirushi C. Ltd, salah satu eksportir gurita ternama asal Jepang.
Selain mereka terlihat sosok yang akrab dengan program kerjasama pembangunan baik G to G maupun lintas korporat seperti Ida Gosal, Nita, Fatma, Nanda hingga Lily dan Taufik Fachruddin. Dua nama terakhir berpengalaman di usaha butsudan di naung PT. Maruki International.
COMMIT juga beruntung bisa bertemu Go Iwata, mantan mahasiswa asal Jepang yang pernah studi kebudayaan Makassar di Galesong, Takalar di ujung tahun 2000-an. Dia datang sebagai bagian dari program kerjasama Indonesia – Jepang dari Universitas Ehime.
“Kali ini datang mewakili Ehime University,” sambutnya dengan ramah. Iwata adalah International Officer (sub-leader) untuk Global Academic Initiative, International Partnership Support Division dari Universitas Ehime, kampus yang selama ini intens membangun kerjasama dengan Universitas Hasanuddin.
Begitulah. Itu resepsi yang istimewa yang tak hanya menawarkan aneka kudapan khas Jepang, aneka cerita reuni pekerjaan tetapi juga merefleksikan keramahan yang tulus untuk saling berbagi di antara kedua negara, antara Jepang dan lebih spesifik stakeholder Sulawesi Selatan.
Semoga resepsi peringatan hari kelahiran Kaisar Jepang Akihito ini menjadi penegas sekaligus menciptakan ruang kolaborasi pembangunan antar kedua negara khususnya Sulawesi Selatan. (KAS)