Aziz Gapnal, perwakilan Yayasan COMMIT untuk wilayah Sulawesi Tengah saat ini aktif memfasilitasi warga Palu dan Donggala pasca bencana. Harapannya agar terhubung sumber-sumber inspirasi dan solusi.
Tak hanya memediasi pendistribusian bantuan untuk tanggap darurat tetapi juga sudah mulai masuk ke kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi.
Berdasarkan observasi dan konsultasinya dengan warga yang bermukim di kawasan Petamba, Kota Palu, Aziz mencatat betapa besar harapan warga terutama kaum perempuan dalam menata hidup mereka setelah musibah gempa.
“Mereka tetap tersenyum, bersemangat dan memadukan tenaga sebagai satu kekuatan. Itu yang nampak pada perempuan Petamba,” kata Aziz kepada admin COMMIT.
Aziz melaporkan bahwa perempuan Petamba cukup tangguh mengangkat batu fondasi untuk pembuatan jamban umum di Petamba.
“Petamba adalah lokasi pengungsian favorit bagi sebagian warga kelurahan Tanamodindi,” lanjutnya. Lokasi dimaksud berada di atas bukit, beberapa lokasi dan rumah-rumah di sekitarnya bahkan telah rusak parah karena gempa termasuk ruas jalannya.
Dari observasi Aziz, diperoleh informasi bahwa hingga 2 minggu pasca gempa, kawasan ini dihuni oleh 21 kepala keluarga atau sejumlah 84 jiwa.
“Mereka buang hajat dengan cara gali lubang lalu tutup kembali. Istilah yang oleh salah seorang warga pengungsi bernama Mama Ari, ‘buka tutup di balik semak-semak’,” katanya.
“Padahal, di sekitar lokasi buang hajat tersebut terdapat mata air. Sumur sumber air warga yang sepanjang tahun dimanfaatkan untuk air minum, mandi dan mencuci,” sebut Aziz.
Dengan pendekatan dan penjelasan pentingnya praktik sanitasi, Relawan Ebony Palu menawarkan solusi dengan memberikan dukungan untuk bersama membuat satu unit jamban umum dan fasilitas air bersih yang bersumber mata air Petamba tersebut.
“Semoga Kampung Petamba tetap menjadi lokasi pengungsian favorit bagi korban gempa tsunami dan mata airnya tetap terjaga kelestariannya,” kata Aziz kepada admin COMMIT.
Bukan hanya itu, relawan Ebony, sebagaimana laporan Aziz juga ikut memperbaiki pernak-pernik perpipaan sumur warga dan mendapat simpati.
“Saya baru saja menerima terima telpon dari seorang warga bernama Ibu Mega. Katanya, terima kasih banyak pak atas bantuannya, air sumurku sudah mengalir lagi. Seharian tim bapak di sini, mulai pagi sampai jelang malam ini. Terima kasih,” pungkasnya.