COMMIT – Japan International Cooperation Agency (JICA) menggelar workshop bagi alumni pelatihan pendamping profesional di Makassar, 30 Januari hingga 1 Februari 2019.
Menurut perwakilan JICA untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian Timur, Mr. Shintani Nouyuki, lokakarya ini diharapkan dapat menjadi wahana refleksi bagi para alumni pelatihan pendamping profesional.
“Refleksi tersebut setelah mereka menerapkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengalaman yang diperoleh dari kegiatan pelatihan sebelumnya, terutama aplikasi di desa,” jelas Shintani.
“Kedua, menjadi tempat berbagi pengalaman alumni Pelatihan Pendamping Profesional berdasarkan hasil-hasil implementasi kegiatan lapangan di lokasi masing-masing,” ucap Shintani yang bertugas di Makassar sejak November 2018 saat ditemui di Makassaar.
Selain itu, yang ketiga, kata Shintani, memberikan kontribusi pengetahuan dan keterampilan dalam upaya terus meningkatkan kualitas proses perencanaan pembangunan desa.
“Melalui pemanfaatan pengalaman- pengalaman yang dimiliki masyarakat untuk pemanfaatan sumber daya baik yang berasal dari dalam maupun luar desa, termasuk dalam hal pemanfaatan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa,” jelasnya.
“Yang keempat, meningkatkan pemahaman peserta mengenai peran penting pendamping professional dalam kesiapsiagaan bencana sebagai bagian terintegral dari proses perencanaan pembangunan desa serta menyiapkan rekomendasi untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelaksanaan kegiatan serupa di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Menurut Ashar Karateng dari Yayasan COMMIT atau Yayasan Prakarsa Masyarakat untuk Transformasi yang berfungsi sebagai mitra supervisi workshop, peserta yang hadir dalam workshop ini adalah 28 orang perwakilan pendamping desa untuk wilayah Provinsi Sulsel, Sultra, Sulbar, Maluku Utara, Papua Barat.
“Peserta yang diundang adalah PD atau PLD yang bertugas serta telah mengikuti kegiatan pelatihan bagi pendamping profesional yang diselenggarakan atas kerjasama pihak JICA dengan stakeholder pembangunan daerah di provinsi Sulsel, Sulbar, Sultra dalam rentang tahun 2016 hingga tahun 2018,” sebut Ashar.
Untuk memperkaya proses, JICA dan COMMIT juga mengundang beberapa pemerkaya subtansi workshop seperti Guru Besar Sosiologi Pertanian Unhas, Prof. Darmawan Salman, Manarangga Amir, Ruslan Situju, Jumardi Lanta dan Kamaruddin Azis.
“Para peserta narasumber diharapkan akan mereview dan memberikan feedback untuk menilai hal-hal pencapaian dan tantangan yang akan ditemui untuk pelaksanaan di masa mendatang,” kata pria yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini.
“Misalnya bagaimana mengambil peran dan fasilitasi isu-isu seperti perubahan iklim, kesiapsiagaan bencana hingga pengarusutamaan keadilan gender,” pungkasnya. (*)
___
Penulis: K. Azis