Pembelajaran menarik tentang Pengelolaan Hutan Rakyat dari Tomoni

Suasana lokakarya

Jumardi Lanta, salah satu pendiri Yayasan COMMIT membagikan pengalamannya saat terlibat dalam fasilitasi lokakarya berkaitan dengan pengelolaan hutan rakyat di Luwu Timur. Pengalaman ini dituliskan oleh Wahyu S. Chandra dan dibagikan untuk website COMMIT. Berikut laporannya.

***

Tanggal 28 Oktober 2017 Bangsa Indonesia memperingati lahirnya sumpah pemuda, pada saat yang sama Konsorsium Berdaya Hijau melalui Program Berdaya Hijau, melakukan kegiatan lokakarya pembelajaran pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan di Hotel Sikumbang Tomoni Luwu Timur.

Kegiatan tersebut dihadiri 70 pengurus UMHR (Unit Manajemen Hutan Rakyat),  pengurus Unit Usaha Kreatif (UUK) sebagai representasi kelompok perempuan yang tersebar di tujuh kecamatan (Mangkutana, Tomoni, Tomoni Timur, Kalaena, Angkona, Burau dan Wotu) dan 20 orang FO (field officer) sebagai fasilitator dalam memfasilitasi kegiatan UMHR/UUK selama ini.

Suasana pembukaan lokakarya

Suasana diskusi kelompok

b51c222b-7170-42ec-a102-2262c02daaf0

Suasana lokakarya (foto: istimewa)

Pada kesempatan ini  dua  orang mewakili pengurus UMHR, UUK  menyampaikan testimoni pengalaman dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan hutan rakyat secara berkelanjutan, mulai  teknik pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman kayu sengong dan jabon dan   administrasi/keuangan dan  tata kelola kelompok yang berperspektif gender.

Kemudian 2 orang FO menyampaikan pengalaman pendampingan yang berperspektif gender dan secara khusus tiga  orang mewakili UMHR  bercerita tentang inventarisasi kayu.

Berbagai perubahan yang dirasakan oleh pengurus UMHR/UUK dan FO, khususnya kesadaran baru masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan pelestarian hutan secara berkelanjutan yang bermanfaat bukan hanya aspek ekonomi tetapi juga aspek ekologi.

ea1998c7-63b4-4e90-bbda-cf88a11be4e0

Suasana lokakarya (foto: istimewa)

Gambaran demplot program

Gambaran demplot program (foto: istimewa)

Saat ini, pabrik kayu veneer yang difasilitasi oleh Konsorsium Berdaya Hijau sementara dibangun di Tomoni dan diharapkan sudah uji coba pada bulan Januari 2018, saat ini masyarakat di tujuh kecamatan melalui UMHR sudah menyiapkan SOP penebangan dan pengangkutan, untuk mengatur proses mekanisme suplay kayu ke pabrik sesuai jatah suplay dari UMHR menurut hasil RPHRL (Rencana Pengelolaan Hutan Lestari).

Kegiatan workshop ini berlangsung hingga tanggal 29 Oktober 2017 dan difasilitasi oleh Fadiah Mahmud sebagai gender specialist serta Jumardi Lanta sebagai Project Manajer Capacity Building.