Menelisik Budidaya Singkong di Desa Nuha: Potensi dan Tantangan

PELAKITA.ID – Desa Nuha merupakan salah satu desa yang memiliki tradisi menanam singkong sebagai bagian dari budaya pertaniannya. Tanaman ini tumbuh subur di pekarangan rumah dan di pinggiran kebun masyarakat.

Namun, di balik kelimpahan singkong, terdapat berbagai aspek yang perlu dikaji untuk memahami realitas budidayanya dari sudut pandang sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya sosial, infrastruktur, serta permodalan usaha.

Berdasarkan wawancara anggota The COMMIT Foundation, melalui wawacara masyarakat Desa Nuha dalam hal ini warga dua Dusun Nuha dan Dusun Pangempa diperoleh informasi tentang dimensi perkebunan Singkong di tepi Danau Matano itu.

Jumlah warga yang ditemui sebanyak 22 orang yang terdiri dari 20 petani singkong (11 orang dari Dusun Nuha dan 10 orang dari Dusun Pangempa).

Untuk memperkuat data, wawancara juga dilakukan dengan Sekretaris Desa (Sekdes), Kepala Desa, dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Potret Budidaya Singkong di Desa Nuha

Berdasarkan observasi dan wawncara, diperoleh informasi bahwa mayoritas masyarakat Desa Nuha menanam singkong secara mandiri, baik di kebun maupun di pekarangan rumah.

Sayangnya, mereka belum tergabung dalam kelompok usaha atau kelompok budidaya. Teknik budidaya yang digunakan pun masih bersifat tradisional, diwariskan dari generasi ke generasi tanpa pelatihan atau pendampingan dari pihak terkait.

Hanya sebagian kecil masyarakat yang pernah mendapatkan pelatihan, seperti pembuatan kompos.

Luas lahan pertanian sawah di Desa Nuha mencapai sekitar 40 hektare, namun data valid mengenai luas kebun singkong belum tersedia.

Masyarakat umumnya menanam singkong di pekarangan rumah atau di batas kebun tanpa sistem tanam yang terorganisir. Jenis singkong yang ditanam meliputi singkong kuning (singkong mentega) dan singkong putih.

Produksi dan Pemasaran Singkong

Hasil panen singkong dari masyarakat Desa Nuha umumnya tidak dijual langsung, melainkan dikonsumsi sendiri. Namun, sebagian kecil petani menjual singkong ke Pasar Sorowako setiap hari Jumat dengan harga berkisar Rp90.000 per kanduk, Rp150.000 per karung ke pengepul, atau Rp4.000 – Rp7.000 per kilogram.

Sementara itu, komoditas utama pertanian di desa ini adalah merica, dengan jagung dan berbagai jenis buah serta sayuran sebagai tanaman selingan.

Tantangan dalam Budidaya Singkong

Budidaya singkong di Desa Nuha menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah serangan hama babi dan monyet.

Hingga kini, belum ada upaya serius dalam pencegahan maupun penanggulangan hama ini. Populasi babi sempat berkurang akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun tetap menjadi ancaman bagi pertanian.

Selain itu, minimnya dukungan dari pemerintah dan dinas pertanian turut menjadi kendala.

Masyarakat mengandalkan sarana pertanian seperti sanggar tani, jalan tani, pupuk kandang, dan hand tractor dari bantuan pemerintah, tetapi belum ada fasilitas khusus untuk mendukung budidaya dan pengolahan singkong. Penyuluhan dan bantuan teknis terkait budidaya singkong juga masih sangat minim.

Aspek Permodalan

Dalam hal permodalan, mayoritas petani di Desa Nuha menggunakan dana pribadi. Beberapa di antaranya memperoleh bantuan dari Dana Comdev yang awalnya dialokasikan untuk pertanian merica.

Hingga kini, belum terdapat lembaga keuangan desa yang secara khusus menyediakan akses permodalan bagi petani, sehingga masyarakat kesulitan dalam mendapatkan pinjaman untuk mengembangkan usaha pertanian mereka.

Kesimpulan

Singkong merupakan tanaman yang hampir seluruh masyarakat Desa Nuha tanam, baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual dalam skala kecil.

Secara historis, singkong memiliki nilai budaya yang tinggi, karena sebelum beras diperkenalkan, masyarakat Desa Nuha mengandalkan singkong dan sagu sebagai sumber makanan pokok.

Namun, nilai pasar singkong yang rendah membuat masyarakat lebih memilih menanam komoditas dengan harga jual yang lebih tinggi, seperti merica dan jagung.

Kurangnya perhatian pemerintah dalam pengembangan singkong juga menjadi faktor utama mengapa tanaman ini belum dikelola secara serius untuk industri rumah tangga atau skala kecil dan menengah.

Harapan masyarakat terhadap budidaya singkong di Desa Nuha adalah adanya kejelasan pasar dan dukungan dari pemerintah serta dinas terkait.

Jika singkong dapat diolah dan dipasarkan secara lebih luas, masyarakat akan terdorong untuk menanamnya dalam skala lebih besar, bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga tetapi juga untuk industri pangan.

Dengan pengelolaan yang lebih baik, singkong bisa menjadi komoditas yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Nuha di masa mendatang.

Admin