Palu, COMMIT – Pasca gempa, bangkit setelah kehilangan sanak keluarga, harta benda hingga keterpurukan psikologi adalah niscaya. Di Palu dan sekitarnya, semua harus ‘move on’, menepis rasa takut akibat ancaman gempa bumi yang entah kapan akan berakhir.
Berikut laporan kontributor COMMIT dari Kota Palu, Abdul Aziz Tingalla tentang etos sepasang suami istri yang tak terbelenggu ketakutan berkepanjangan.
Namanya Papa Ari alias Pak Kamra. Etos dan terus bersemangat itu terus diperlihatkan Papa Ari dan Mama Ari.
Di Kampung Petamba kelurahan Tanamodindi Kota Palu, keduanya berjibaku memulai denyut kehidupan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Setelah masa-masa sibuk menanam padi dan jagung terlewati, kini Papa Ari yang nama aslinya Kamra itu memanfaatkan waktunya untuk belajar mengolah kotoran ternak menjadi pupuk alami.
“Harapan besarnya ingin menghasilkan produk pertanian secara alami di masa yang akan datang. Bebas dari ketergantungan pupuk kimia dan segenap sarana produksi lainnya yang tidak bagus untuk lingkungan,” kata Papa Ari.
Untuk usaha itu, dia manfaatkan limbah dari kandang ternak domba dan kambingnya di Petamba.
“Ada banyak, sudah numpuk puluhan tahun dan baru sekarang diolah,” katanya. Papa Ari mendapat ilmu ini dari Relawan Ebony Palu (REP).
Apa yang dilakukan Papa Ari berbeda dengan Mama Ari, istrinya.
Dalam beberapa minggu terakhir ini berupaya melakukan ujicoba produksi bawang goreng alami yang khas.
“Untuk sementara masih beli bahan baku untuk ujicoba produksi. Kita mau tanam bawang juga yang bebas dari bahan kimia,” ungkap Mama Ari saat ditemui di Petamba.
Jika Papa Ari bahu membahu dengan anak tertuanya yaitu Ari dalam mengembangkan sistem pertanian alami maka Mama Ari justru berpasangan anak laki-lakinya yang kedua yaitu Randy dalam merintis dan mengembangkan industri rumah tangga.
Saat ini, rumah Mama Ari di Petamba, menjadi tempat pengungsian korban gempa bagi beberapa kerabatnya dari kabupaten Sigi.
“Semoga bisa bersama-sama mereka memulai usaha ini. Siapa tahu ada yang tertarik,” pungkas Papar Ari. *AGT*