JICA Menguatkan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dari Tiga Provinsi

Bersama menguatkan kapasitas Sekdes (foto: istimewa)
Bersama menguatkan kapasitas Sekdes (foto: istimewa)

Ruslan, Kepala perwakilan kantor COMMIT di Kota Kendari Sulawesi Tenggara menjadi fasilitator di pelatihan untuk aparatur pemerintahan desa dari tiga provinsi di Indonesia. Kegiatan itu didukung oleh Kantor JICA Indonesia bekerjasama dengan Yayasan COMMIT. Dari Kendari, Ruslan melaporkannya untuk kita semua seperti berikut ini.

***

Sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap proses pembangunan di Indonesia, JICA dan Pemerintah Daerah di 3 provinsi yakni Maluku Utara, Papua Barat dan Sulawesi Tenggara, melaksanakan lokalatih peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kota Kendari pada tanggal 16 sd. 21 November 2017.

Lokalatih tersebut menghadirkan 30  perwakilan aparatur pemerintah desa dari 3 provinsi. Lima (5) perwakilan dari Provinsi Papua Barat, 9 dari Maluku Utara, 6 dari Kabupaten Konawe Kepulauan serta 10 perwakilan dari Kabupaten Wakatobi.

Lokalatih bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sekretaris Desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Asisten I.

Yang istimewa, pelatihan ini disaksikan oleh Anwar Sanusi, Sekjen Kemendesa serta Nelson Simanjuntak dari Kementerian Dalam Negeri.

Suasana lokalatih (foto: istimewa)
Suasana lokalatih (foto: istimewa)

Lokalatih difasilitasi tim COMMIT Foundation yang terdiri dari Ashar Karateng, Ruslan, dan Abdul Halim.

Sesi dimulai dengan mengantar pemahaman peserta dalam menyelami lebih mendalam mengenai dinamika desa yang lebih rinci atau secara spesifik. Di antaranya perihal dimensi desa dalam perspektif sosiologis, sejarah desa sebagai arena pembangunan, arah dan paradigma pembangunan desa, urgensi kolaborasi para pihak dalam pembangunan desa.

Pemahaman ini dipaparkan secara lugas dan komprehensif oleh Prof. Dr. H. Darmawan Salman, MS, sebagai narasumber utama yang berupaya meletakkan dasar dan pijakan kerangka berpikir peserta dalam proses berlokalatih selama 6 hari.

Suasana kelas (foto: istimewa)
Suasana kelas (foto: istimewa)
Suasana kelas lokalatih (foto: istimewa)
Suasana kelas lokalatih (foto: istimewa)

Selain itu, lokalatih ini juga  menghadirkan beberapa nara sumber tambahan yang berasal dari Dinas PMD Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyoal Peran Aparat Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Mr. Sugawara dari JICA Jakarta bersama Yayasan Timur Cinta Kasih Jakarta yang menyuguhkan pengalaman mengenai “Water Supply Project”.

Hadir juga Marlon Kamagi, alumni Diklat JICA-CD Project, Manado-Sulawesi Utara yang mengajak peserta untuk belajar dari pengalaman dalam “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat”, lalu Fadiah Machmud (Ketua LPA Provinsi Sulawesi Selatan yang membangkitkan keasadaran peserta dalam mendisain program berbasis gender dan peka anak.

Ada pula sajian “Konteks Inovasi dalam Perencanaan Pembangunan Desa” yang dipaparkan oleh Bapak Wahyuddin Kessa, pimpinan tim Program Inovasi Desa Kementerian Desa RI bersama Tenaga Ahli Madya Provinsi P3MD Sultra, Ibu Farida Hamra.

Suasana ketika peserta latihan observasi (foto: istimewa)
Suasana ketika peserta latihan observasi (foto: istimewa)
Saat fasilitator memandu proses (foto: istimewa)
Saat fasilitator memandu proses (foto: istimewa)

Pelaksanaan Lokalatih dikemas dengan beragam teknik dan metode pembelajaran orang dewasa yang segar dan beredukasi  untuk merangsang partisipasi peserta dalam menopang dinamika dan proses lokalatih. Di antaranya, curah gagasan, ceramah, diskusi dan presentasi kelompok,  dan praktek lapang.

Seluruh proses kegiatan kelas berlangsung di aula Grand Clarion Hotel Kendari sedangkan praktek lapang yang bertujuan melatih dan memampukan peserta mengumpulkan informasi berbasis fakta melalui teknik observasi yang wawancara dilaksanakan di dua tempat yakni di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia Kota Kendari (Pengelolaan sampah) serta Desa Puasana, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan yang mengamati dan menggali informasi berkaitan dengan pembuatan terumbu karang berbahan dasar batok kelapa.